Sabtu, 29 November 2014

Menyudut

ada perempuan dipojok jalan menangis Ma,,
orang-orang lalu lalang acuh tak acuh, sesekali menengok sambil berlalu,
ada pekerja kantoran menelpon dengn suara lantang, melirik sekilas perempuan itu, dan berlalu,
ada gadis-gadis bergerumun berceracah satu sama lainnya sambil cekikikan, tak peduli.
ibu-ibu dengn belanjaan yg lumayan banyak tergopoh, tak ambil pusing
anak-anak di samping ibunya mengenggam erat ujung baju ibunya, memperhatikan penuh tanya rasa ingin tahu kenapa perempuan itu menangis, ibunya memeperingatkan jangan nakal,
orang-orang tetap berlalu, naik turun tangan, keluar masuk metro, dan dia masih menangis di pojokkan itu.
lalu aku, sengaja duduk tak jauh dari perempuan yg menangis itu sambil menerka-nerka....

aku tak akan bertanya apa yang harus aku lakukan, karena aku sangat tahu apa yg harus aku lakukan ma,
aku tak peduli, harus tak peduli
seperti orang-orang disini, semuanya berlalu, berjalan tanpa menghentikan langkah mereka, karena mereka sendiri punya sesuatu yang harus mereka pikirkan, kerjakan dan peduli
jadi aku akan duduk di bangku ini, dan tak akan peduli,

apa kiranya yg akan kau lakukan ma?
mungkin juga akan tak peduli, seperti banyaknya orang, seperti aku ini sekarang
tapi, aku tak tahu apa yg akan kau rasakan,
yang akan kau pikirkan, yang akan kau lakukan,

semua hanya sebatas asumsi, terka dan sangkaan,
aku tak tahu tentangmu ma,,

kau mungkin tak menemaniku sekarang, menemaniku duduk di bangku ini yang tak peduli perempuan itu,
juga tak menemaniku di hari-hari lainnya, tak bersamaku ketika aku menikmati sesuatu, merasakan getir sesuatu,
juga tak bertanya apa kabarku, gimana hariku, ngapain aja?
tapi, selalu saja ada sosokmu, dalam hati dan pikiranku.

apa yg aku pikir, yang aku rasa, aku nikmati aku berbagi denganmu dalam relung,
saling menyapa, bertanya, membantah.

namun, aku tak pernah merasa cukup dengan itu semua,
ketika ada rasa yg ingin aku bagi, ada kata yg ingin aku sampaikan, ada pikiran yg ingin aku tanyakan,
semua menguap, meruap bersama dengan ketidakhadiranmu,
lalu aku dipaksa untuk tak peduli itu,
dipaksa menyampaikan semuanya dengan sosokmu yang bukan sosokmu,
dipaksa tak peduli itu semua
seperti sekrang ini, aku dipaksa tak peduli, kenapa perempuan di pojokan itu menangis, aku tak perlu peduli
buat apa? itu bukan kamu ma,,,